Jumat, 17 April 2020

Perlukah punya asuransi kesehatan diluar BPJSkes ?

Ketika saya memulai karir dan telah berkeluarga sempat terpintas dalam fikiran tentang biaya pengobatan rumah sakit. Dan sempat terbayang bagaimana kalo suatu saat nanti saya sakit dan memerlukan perawatan di RS ? Maklum sajalah sebagai orang awam seperti saya yang kerjanya hanya wiraswata dengan pendapatan tak menentu, berfikir suatu saat nanti kalo saya sakit lalu harus berobat ke RS pasti takut biayanya mahal donk. Apalagi saya pernah melihat teman teman yang pernah dirawat di RS dengan biaya yang tak begitu murah ! 

Sempat tanya istri tentang hal ini dan dengan santuinya istri menjawab ; "kan ada bpjs". Memang benar dengan kartu bpjskes sudah cukup buat pengobatan di puskesmas dan RS. Tapi.. Bukan saya tidak suka dengan pelayanan BPJSKes, Hmm tahu sendirilah bagaimana pelayanannya saat ini. 

Menurut saya pelayanan dan obat-obatan yang diberikan itu kualitasnya masih standar dan juga ada biaya2 yang sudah tidak menjadi tanggungan lagi.  Ditambah dengan prosedur pengobatan yang sedikit rumit dan begitu ramai penggunanya, membuat saya berfikir berulang kali untuk menambah asuransi kesehatan. Apalagi penggunaan bpjskes hanya di RS RS tertentu, tak jarang mereka pihak RS selalu kehabisan kamar dan akhirnya mereka menawarkan kamar dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini tentulah akan memberatkan calon pasien yang harus mengeluarkan biaya tambahan karena tidak sesuai dengan kelas BPJSkes miliknya. Misal nih si pasien pengguna kelas 1 BPJSkes tapi di RS tersebut kamar untuk kelas 1 sudah penuh ! ya pasti ditawarkan kelas yang lebih tinggi lagi oleh pihak RS.

Saya pribadi berfikir kalo kita punya penghasilan yang lebih kenapa tidak pakai asuransi yang memang menyediakan pelayanan high kelas. Dan lagian banyak Asuransi asuransi swasta saat ini juga menggunakan sistem kartu kok, bukan rembest saja. Jadi kita cuma bawa kartu sama kayak BPJSkes terus cus langsung dirawat. tapi ya tentulah prosesnya lebih simpel daripada BPJSkes.

Nah setelah sekian lama akhirnya saya putuskan untuk menggunakan asuransi murni kesehatan tambahan. Banyak sekali pilihan waktu itu dari para agen asuransi. Mulai prudential, bni life, sunlife, simas dll. Namun saya tetapkan memilih menulife. Next time saya akan cerita kenapa saya memilih menulife. 

Ok setelah kira kira 6 bulan saya bayar asuransi setiap bulan dengan iuran polis yang lumayan sekitar hampir 400ribu untuk satu polis asuransi.  Sepucuk cinta bulan pun tiba.. bumzz diawal 2020 ditengah pandemi corona saya mengalami sakit dengan bergejala demam tinggi serta muntah, waktu itu saya benar benar lemas sempat bertahan untuk tidak dirawat di RS karena waktu itu saya tidak mau berpisah dengan anak saya yang masih berumur 1 bulan serta istri yang masih masa nifas, kalo saya masuk RS tentulah tidak bisa membawa mereka. Dan akhirnya saya tidak mampu menahan rasa sakit, saya menyerakan diri di salah satu RS Swasta kota Jambi. Saya tahu di RS tersebut tidak melayani peserta BPJSkes dan seketika saya hubungi agen asuransi saya melalui wa, dengan ramahnya beliau menenangkan saya dan meyakinkan saya untuk segera berobat ke RS. Ketika saya masuk IGD beliau sempat mendampingi saya serta membantu proses administrasi di RS tersebut. Dan tak lama setelah saya di rawat di IGD saya langsung Rawat Inap. 

3 malam 2 hari saya di rawat, dan telah diperbolehkan pulang. Ketika penyelesaian adminitrasi pasien pulang, begitu terkejutnya saya setelah melihat tagihan perawatan RS sebesar 4juta lebih, Hanya 2 hari ? Hm..tapi untungnya semua udah di cover oleh Menulife indonesia jadi saya tak ambil pusing karena tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Alhamdulillah...

Terkadang kita membutuhkan sesuatu diwaktu yang tak pernah terduga. Jangan sampai menjadi rasa yang tepat diwaktu yang salah gara gara ga punya asuransi hehe.. dan benar kata pepatah ; sedia payung sebelum hujan. Kalo kita punya uang lebih jangan ragu untuk menggunakan asuransi tambahan deh ! Sekian dan terimakasih

Translate