Selasa, 10 September 2013

Unta Bisa Tularkan Virus MERS


Para ilmuwan menunjukkan unta menjadi penyebab Virus sindrom pernapasan (Mers) orang-orang di Timur Tengah. Sejak virus pertama kali diidentifikasi September lalu, diketahui telah ada 94 laporan penyakit termasuk 46 kematian terjadi di Arab Saudi dikutip Arabnews, Minggu (11/8/2013).

Para ahli sebagian besar masih bingung cara virus ini dapat menginfeksi orang-orang.
Dalam studi awal, ilmuwan Eropa menemukan jejak antibodi terhadap virus mers di dromedaris atau unta tapi bukan virus itu sendiri. Antibodi pada unta pernah terinfeksi mers atau virus serupa sebelum melawan infeksi. Peneliti menemukan antibodi ini dari 50 sampel darah unta dari Oman, dan 15 dari 105 sampel dari unta Spanyol. Hewan dari Spanyol, Belanda dan Chile diuji dan dibandingkan dengan unta dari Oman. Antibodi Mer ditemukan dalam tes yang dilakukan pada sapi, domba atau kambing.
"Menemukan virus Mers seperti mencari jarum di tumpukan jerami, tetapi menemukan antibodi setidaknya memberikan indikasi dari mana sumber harus dicari," kata Virology dari Netherlands’ National Institute for Public Health and the Environment, Marion Koopmans.
Studi ini dipublikasikan dalam Lancet Infectious Diseases. Koopmans berharap hasil yang ditemukan akan sama seperti populasi unta lainnya di Timur Tengah.
"Kita tidak bisa mengatakan ini membuktikan unta adalah reservoir untuk virus mers tetapi hal ini menunjukkan ada sesuatu yang terjadi dengan unta yang mungkin relevan bagi orang-orang," kata Koopmans.

Mers merupakan bagian dari coronaviruses yang dapat menyebabkan flu biasa bahkan SARS, yang memicu wabah global pada tahun 2003. Gejalanya diantaranya demam, batuk, masalah pernapasan, radang paru-paru dan gagal ginjal. "Unta mungkin terlibat dalam virus Mers tetapi juga bisa dari sapi, kambing atau sesuatu yang sudah terinfeksi virus ini," kata Virologist di National Institutes of Health, Vincent Munster. World Health Organization (WHO) menyebut temuan-temuan unta ini merupakan perkembangan penting. "Harus ada beberapa langkah lain di suatu tempat untuk mencari tahu virus ini bisa mengakibatkan infeksi pada manusia," kata juru bicara WHO, Gregory Hartl. 

sumber :  liputan6.com

Translate