Para sarjana yang baru lulus kuliah dan cukup beruntung memiliki
pilihan, seringkali malah bingung menentukan langkah selanjutnya. Apakah
langsung kerja atau melanjutkan S2? Apapun pilihannya, keduanya
sama-sama memiliki sisi positif dan negatif. Tinggal kemantapan hati
untuk berkomitmen menjalankan apa yang dipilih dengan sungguh-sungguh.
Ketika Langsung Bekerja
Jika Anda memilih untuk bekerja setelah lulus kuliah S1, ada beberapa
keuntungan yang dapat Anda peroleh. Yang utama, Anda akan memperoleh
pengalaman kerja. Seperti yang kita semua tahu, dunia kerja tidak sama
dengan dunia kuliah. Kenyataan di dunia kerja seringkali tidak sama
dengan teori yang kita dapat di bangku perkuliahan. Jadi, Anda yang
langsung bekerja tergolong beruntung dapat merasakan langsung pengalaman
bekerja, suatu pengetahuan yang tidak dapat diperoleh di dalam kelas.
Anda juga jadi lebih mandiri, dengan memperoleh pemasukan sendiri dan
tidak bergantung lagi kepada orangtua. Untuk masa awal bekerja, memang
gaji standar fresh graduate tidak sebesar mereka yang telah
berpengalaman. Namun setelah satu tahun bekerja, apalagi jika terus
bertahan di satu perusahaan yang sama, maka Anda mungkin saja memperoleh
kenaikan gaji. Demikian juga untuk di tahun-tahun selanjutnya, umumnya
akan ada kenaikan gaji setiap tahun yang persentase kenaikannya
tergantung performa kerja.
Setelah bekerjapun, kesempatan kuliah S2 masih terbuka. Ada saja
beberapa orang yang beruntung karena dapat menjalani keduanya sekaligus.
Anda malahan dapat mencari beasiswa, yang seringkali mensyaratkan
adanya pengalaman kerja selama beberapa tahun. Jika Anda termasuk
kelompok yang beruntung ini, yang terpenting adalah pembagian waktu yang
baik agar seimbang antara perkuliahan dan pekerjaan. Namun pilihan ini
juga memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, misalnya waktu istirahat
yang berkurang. Ada juga beberapa yang terpaksa memilih salah satunya,
karena ada saja kendala yang menghadang. Seperti jadwal kantor yang
tidak fleksibel untuk disesuaikan dengan jadwal perkuliahan, lokasi yang
berjauhan antara kantor dan kampus, kemacetan di jalan, dan sebagainya.
Sementara itu, tidak peduli berapa lama yang dihabiskan seseorang untuk
duduk di bangku kuliah, apakah lulusan S1 atau langsung melanjutkan S2,
setiap orang seringkali akan mengalami culture shock saat
pertama kali memasuki dunia kerja. Semasa kuliah, seseorang diwajibkan
untuk rutin masuk kelas sesuai jadwal dengan aktivitas sehari-hari
berupa belajar dan mengerjakan tugas. Jika berhasil memperoleh nilai
tinggi, maka Anda tergolong mahasiswa yang pandai. Namun di dunia kerja,
Anda nantinya akan dituntut untuk pandai menghadapi masalah. Mahasiswa
yang memiliki nilai akademis baik, belum tentu akan mampu menyelesaikan
kendala yang dihadapi di dunia kerja dengan efektif. Oleh karena itu,
adanya pengalaman kerja diperlukan untuk mengasah
keterampilan-keterampilan tersebut, yang nantinya berguna juga dalam
kehidupan sehari-hari.
Jika Melanjutkan S2
Memiliki gelar S2 ada banyak untungnya. Pemahaman Anda akan suatu
disiplin ilmu akan dapat semakin dalam. Dalam perkuliahan, akan ada
banyak pembahasan kasus-kasus yang banyak terjadi di suatu organisasi.
Kesempatan untuk mengembangkan karir juga semakin luas. Dengan kata
lain, prospek karir di masa depan yang lebih cerah. Jabatan Anda sebagai
seorang lulusan S2 juga tentu akan lebih baik ketimbang mereka yang
lulusan S1. Selanjutnya, hal ini berdampak juga ke kompensasi (baca:
gaji) yang lebih tinggi.
Dalam membuat keputusan untuk melanjutkan S2, pilihannya adalah
sekarang atau nanti. Ada yang ingin memperoleh pengalaman kerja dulu
selama beberapa tahun, ada juga yang ingin langsung kuliah S2 karena
masih semangat belajar dan khawatir akan malas untuk kembali kuliah jika
telah asyik bekerja. Jika pertimbangan Anda untuk langsung melanjutkan
S2 adalah lebih baik sekarang daripada nanti, maka ada beberapa hal yang
perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk langsung melanjutkan
pendidikan ke jenjang S2 selepas meraih gelar sarjana.
Teman-teman kuliah S2 mayoritas sudah bekerja. Ada yang bekerja sebagai
karyawan, akademisi, pengusaha, dan sebagainya. Dengan ini, Anda dapat
belajar dari pengalaman-pengalaman mereka. Posisi Anda juga relatif sama
dengan mereka. Sama-sama mahasiswa dan tidak ada senioritas. Variasi
usia menjadi lebih setara. Semuanya sama-sama harus mengikuti peraturan
perkuliahan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen. Jadi, Anda
akan dapat lebih leluasa dan meminimalkan perasaan sungkan ketika
berdiskusi dengan mereka. Hal ini juga dapat melatih keterampilan Anda
untuk berkomunikasi dengan berbagai tipe orang.
Di sisi lain, pengetahuan Anda dapat saja dipandang masih bersifat
teoretis, sedangkan teman-teman yang sudah bekerja pengetahuannya
bersifat lebih praktis dan aplikatif di dunia kerja. Misalnya, ketika
dosen sedang menjelaskan suatu materi, pola pikir Anda akan suatu kasus
lebih ke apa yang seharusnya menurut teori. Sedangkan mereka yang sudah
pernah terjun langsung ke dunia kerja, pemaknaannya dapat lebih kaya dan
luas.
Anda juga harus mempersiapkan diri untuk menyisihkan waktu sekitar dua
tahun untuk tidak bekerja (jika Anda tidak mengambil opsi kerja magang
atau part time). Anda akan lebih lambat meniti jenjang karir
dibanding teman-teman Anda yang sudah bekerja. Sementara itu di
Indonesia, yang dihargai tetaplah pengalaman kerja. Anda yang sudah
lulus S2 namun masih belum memilliki pengalaman kerja, tetap dipandang
sebagai seorang fresh graduate.
Jika Anda ingin berkecimpung di bidang professional seperti Psikolog,
Akuntan, Notaris, dan sebagainya, memang profesi ini mensyaratkan
pendidikan S2 agar Anda dapat memperoleh ijin praktek yang dibutuhkan.
Namun tetap saja bidang ini juga membutuhkan pengalaman kerja agar Anda
lebih paham tentang materi perkuliahan. Sebagai solusi, Anda dapat
kuliah S2 sambil kerja. Anda dapat kerja part time atau memilih kuliah di malam hari, agar kuliah S2 dan kerja tetap dapat berjalan.
Demikian pula jika Anda ingin bekerja di bidang akademisi, maka
persyaratan pendidikan S2 juga harus Anda penuhi. Khusus bidang ini,
semakin cepat lulus S2 sesungguhnya lebih baik, agar Anda dapat lebih
cepat mengajar. Namun sebaiknya Anda juga sambil mengasah keterampilan
presentasi dan mengajar. Di sela-sela waktu kuliah S2, Anda dapat
mendaftarkan diri untuk menjadi asisten dosen.
Jadi.. Yang mana pilihan Anda? Silahkan menentukan prioritas, dengan
tidak lupa untuk mempertimbangkan segala dampak positif dan negatifnya
yaJ
Penulis: Dian Kartikasari