Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, ...... (QS. Al-Hadid : 20)
Kamis, 31 Oktober 2019
Marah adalah Perangai Orang Bodoh
Minggu, 13 Oktober 2019
Tak lulus CPNS/PNS bukan berati tak hidup cukup
Begitulah kira kira moment pedas yang terjadi dikalangan masyarakat. Bahkan sebagian orang menilai Kalo tidak PNS status sosialnya biasa saja ! rendah, rendah banget, hina, hina banget dll.
Kamis, 10 Oktober 2019
Hikmah Sering Mengingat Kematian
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, (Al Mulk : 1)
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al Mulk : 2)
Mengingat kematian merupakan suatu pemutus angan angan dunia, menyadarkan manusia yang beriman tentang tujuan hidup sebenarnya.
Tak ada manusia hidup didunia ini yang abadi, harta benda yang diupayakan kelak ditinggalkan, kekuasaan yang dulu dipertahankan kelakkan dilepaskan.
Selagi masih ada waktu singgah didunia, mau digunakan untuk apa sisa umur ini ? Apakah ingin terus panjang angan-angan, beregois diri, bersombong diri ? atau menuliskan history amal terbaik di tempat persinggahan ini (dunia) yang kelak nanti dibawa pulang dan menjadi berita bahagia dikampung halaman akhirat.
Bukankah mau bila diri ini disambut para penghuni surga dan para malaikat dengan kerinduan mereka yang penuh dengan kasih sayangnya, menjumpai nabi Muhammad Saw serta melihat pencipta alam semesta Allah SWT. Atau malah sebaliknya, Dirindukan Neraka?
Oleh karena itu marilah untuk sering sering mengingat kematian. Bayangkan jika saat ini sholat, doa, sedekah, kebajikan, kebaikan dan amal-amal sholeh yang dikerjakan adalah sesuatu yang terakhir kalinya dikerjakan lalu setelah itu diri ini akan wafat, tentu kita akan melakukannya dengan sebaik mungkin.
By Fuad Rahardi
Rabu, 09 Oktober 2019
Keutamaan Perjalanan Jauh / Safar
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ
"Safar adalah bagian dari ‘adzab (siksaan)”. (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927)
Ada tiga doa yang mustajab; doanya orang yang berpuasa, doanya orang yang terdzalimi dan doanya musafir.” (Shohih Al-Jami’ Ash-Shoghir no. 3030).
Ada tiga waktuktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862. Syaikh Al Albani menghasankan hadits ini)
Dari hadist diatas menjadi dalil yang menunjukkan bahwa safar adalah salah satu waktu dimana doa-doa seorang hamba mustajab sangat diharapkan akan dikabulkan Alloh subhanahu wata’ala.
Selasa, 08 Oktober 2019
Suka berhutang sebab jadi pendusta
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallaahu ‘anhaa, bahwasanya dia mengabarkan, “Dulu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di shalatnya:
( اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ)
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dari fitnah Al-Masiih Ad-Dajjaal dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari hal-hal yang menyebabkan dosa dan dari berhutang“
Berkatalah seseorang kepada beliau:
( مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ الْمَغْرَمِ؟ )
“Betapa sering engkau berlindung dari hutang?”
Beliau pun menjawab:
( إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ, حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ. )
“Sesungguhnya seseorang yang (biasa) berhutang, jika dia berbicara maka dia berdusta, jika dia berjanji maka dia mengingkarinya” (HR Al-Bukhaari)
Berhutang sudah menjadi tren masyarakat, berbagai produk untuk berhutang banyak sekali ditawarkan kepada masyarakat saat ini baik dari industri keuangan perbankan maupun non perbankan. Bahkan banyak negara didunia ini berhutang dengan negara lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Nabi muhammad SAW pernah berhutang dalam hidupnya, beliau berhutang dengan suatu jaminan dengan memberikan baju perangnya sebagai jaminan. Beliau memberikan contoh pada umatnya bagaimana berhutang yang dibolehkan didalam Islam. jika nabi tidak pernah berhutang tentu umatnya diharamkan berhutang.
Namun pada dasarnya nabi tidaklah suka berhutang karena beliau meminta kepada Allah perlindungan dari sifat suka berhutang. Nabi Muhammad SAW menyarankan kepada umatnya agar jangan suka berhutang. Oleh karena itu hendaklah kita meminta kepada Allah sebagaimana nabi Muhammad meminta perlindungan dari berhutang.
Dari sabda Nabi Muhammad SAW hadist terakhir diatas, bahwasanya sesorang pendusta dan seseorang yang sering ingkar janji itu adalah orang yang suka berhutang. Kenapa suka berhutang jadi suka berdusta dan ingkar?
Hadist ini memiliki arti/ilmu yang sangat luas, bukan sekedar menjelaskan ketika ditagih maka orang akan suka berbohong dan memberikan janji palsu namun lebih dari itu. Wallahhu a'lam, kesimpulannya bisa ketahui bagaimana ciri-ciri orang pendusta dan pengingkar janji ! dari gaya hidupnya, gaya kepimpinannya, yaitu orang yang suka / biasa berhutang.
Marilah untuk selalu berlindung kepada Allah dari prilaku suka berhutang, jika sudah terlanjur berhutang mari segera melunasinya didunia dengan meminta pertolongan Allah. jika tidak, siap siaplah mempertanggungjawabkan hutang tersebut (yang belum dibayar) diakhirat. Nauzubillahminzalik.
Zikir sebab mendatangkan Keberuntungan
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS: Al Jumu'ah 10)
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. (QS Al innsan 25)
Berzikir adalah salah suatu cara mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Hendaklah orang yang beriman selalu berdzikir sebanyak-banyaknya. Allah telah mengatakan didalam ayat diatas, jika kita inginkan suatu keberuntungan maka ingatlah Allah sebanyak-banyaknya pagi dan petang. Dan ketehuilah saudaraku bahwasanya janji Allah itu benar.
Marilah kita biasakan dan memaksakan diri untuk berzikir kepada Allah diawaktu sempit dan lapang, agar kita mendapat keberuntungan dunia dan akhirat.
Senin, 07 Oktober 2019
Jangan menghina/ mengejek walau bercanda
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (maksudnya, janganlah kamu mencela orang lain, pen.). Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar (yang buruk). Seburuk-buruk panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim” (QS. Al-Hujuraat : 11)
Bercanda memang suatu hal yang membuat hati pelakunya gembira namun jangan sampai menjadi zholim karena tak jarang bercanda dapat membuat perasaan orang lain bersedih/tersakiti, jengkel atau marah tanpa kita sadari. Siapa sih yang tahu hati dan perasaan orang lain kalo bukan pemiliknya sendiri dan sang penciptanya Allah SWT.
Dalam bercanda tak jarang pelakunya sering bersikap merendahkan, meremehkan, mencela, memalukan (baik dengan tindakan ataupun perkataan walau itu suatu kebenaran yang sebenarnya), mengumpat dan banyak sebagainya.
Mari kita pahami hadits ini;
Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91).
Bukankah sesuatu yang merendahkan atau meremehkan apapun bentuknya selama suatu perkataan / perbuatan itu dapat membuat orang lain menjadi tersakiti maka hal itu adalah suatu kezholiman atau bahkan menjadikan kesombongan diri. Hati hatilah kepada orang yang telah anda rendahkan tersebut baik niat serius maupun tidak.
“Waspadailah doa orang yang dizalimi, sebab ia akan diangkat naik ke langit seakan-akan bagai percikan bunga api.” (Hadits shahih).
Marilah kita tinggalkan sifat yang buruk salah satunya mencela atau merendahkan orang lain, dan jika kita menjadi orang yang dicela maka bersabarlah dan memohonlah doa yang baik, sebab doa orang yang terzalimi pasti segera dikabulkan.
Lebih baik diam daripada berkata yang tidak bermanfaat.
By Fuad Rahardi, 7 Oktober 2019
Sabtu, 05 Oktober 2019
Muliakanlah Paraulama
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta). Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak (menguntungkan).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud)
Penjelasan dari hadits diatas, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwasanya ulama adalah pewaris para nabi. Sebagai manusia yang beriman kepada Allah (tuhan yang tidak beranak dan diperankan) selama masih hidup didunia kita diharuskan untuk terus belajar mendalami ajaran agama Islam agar kelak dapat selamat dari sesuatu yang menyesatkan dan juga mendapatkan keberuntungan kehidupan didunia dan akhirat. Maka dari itu ketika seseorang menuntut ilmu agama Islam diwajibkan berguru atau mengikuti para ulama yang benar-benar mejalankan agama Islam sesuai Al Qur'an dan sunah, karena merekalah para pewaris ilmu para nabi yang sesungguhnya.
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)
Menghormati dan memuliakan para ulama termasuk suatu perilaku yang baik sebab hal itu menandakan adanya ketaqwaan hati bagi seorang muslimin. Para ulama memiliki banyak sekali pengetahuan tentang ilmu ilmu agama yang dengan senang hati selalu mereka syiarkan kepada insan, agar kita mendapatkan kepahaman ilmu yang diajarkannya tentulah sebagai penuntut ilmu kita harus menghormati serta memuliakan mereka. Ibnu Mas’ud z mengatakan bahwa Rasulullah n bersabda:
“Tidak boleh ada hasad (berkeinginan mendapatkan) kecuali terhadap dua golongan: orang yang Allah l limpahkan harta kepadanya lalu dia belanjakan di jalan yang benar, serta orang yang Allah l karuniakan hikmah (ilmu) lalu dia tunaikan (amalkan) dan ajarkan.” (Muttafaqun ‘alaih)
Sayang sekali jika mendengar berita disuatu negeri terdapat banyak ulama ulama yang didiskriminasi oleh penguasa negerinya sendiri, demi kepentingan kekuasaan. nauzu billahi min zalik. Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka semua. Penulis secara pribadi mengajak agar kita sebagai umat muslimin untuk memuliakan para ulama sebagai pewaris para nabi serta terus belajar mendalami syiar syiar agama (ilmu agama). Semoga kita dapat melanjutkan syiar syiar yang mereka ajarkan kepada generasi selanjutnya dan semoga Allah memberikan selalu rahmat dan hidayahnya kepada kita. Aamminn
By Fuad rahardi , 5 Oktober 2019
Jumat, 04 Oktober 2019
Mengenal Taurat Nabi Musa dari Al Qur'an
Kisah nabi Musa dapat kita ketahui ceritanya lebih detail didalam Al Qur'an. Nabi Musa dikaruniakan sebuah Kitab oleh Allah SWT yang pertama kalinya, kitab itu adalah kitab taurat yang diturunkan atau diberikan kepada nabi Musa untuk kaumnya saja yaitu Bani Israil (kaum yang awal mulanya menjadi para budak Fir'aun dan akhirnya menjadi pengikut nabi Musa). Hal ini berbeda sekali dengan Al Qur'an, sebab Al Qur'an diturunkan kepada nabi terakhir Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia penyempurnaan ajaran nabi nabi sebelumnya yang saat ini kita kenal sebagi Agama Islam
Seperti yang tertulisan dalam Al Qur'an, Allah berfirman :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qur'an surat Al maidah ayat 3)
Kembali tentang taurat pada nabi musa bahwa Allah telah mengatakan dalam Al Qur'an ;
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), lalu sempurnalah waktu yang telah ditentukan Rabbnya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu Harun, ‘Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan’.” (al-A’raf: 142)
Sebelum kitab taurat itu diturunkan kepada nabi Musa. Nabi Musa bersama kaumnya Bani Israil berada di Mesir, disana mereka menjadi kaum yang tertindas atas perbudakan kekejaman raja Firaun yang mengultimatum bahwasanya dirinya adalah Tuhan yang harus disembah. Lalu Suatu hari Allah memerintahkan kepada nabi Musa untuk meninggalkan Mesir bersama para pengikutnya Bani Israil.
Menyeberangi laut merah yang terbelah atas mukjizat tongkat nabi Musa yang dianugerahkan Allah SWT. Nabi Musa dan kaumnyapun berhasil meninggalkan mesir, tentu dengan upaya pengejaran oleh raja Fir'aun yang ingin menghentikan mereka namun gagal akibat tenggelamnya raja Fir'aun bersama pasukannya dilaut merah.
Bersambung...
Kebenaran Al Qur'an sifatnya Nyata
Al Qur'an bukanlah kitab yang fiksi. Sifat dari fiksi adalah cerita yang tidak nyata yang diharapakan jadi nyata sebagian atau seluruhnya bahkan ada yang tidak diharapakan selurunya menjadi nyata. walaupun suatu saat sebuah karangan atau cerita fiksi itu ada yang menjadi kenyataan. namun tidak semua bagaian dari sebuah cerita fiksi itu menjadi suatu kenyataan.
Hal ini berbeda jauh dari Al Qur'an, semua yang diceritakan dalam Al Qur'an adalah nyata dimasa kejadiannya dan menjadi kenyataan pada masa yang akan datang.
Al Qur'an terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat. Kandungan secara garis besar isi Al Qur'an menurut orang yang awam seperti penulis adalah berisikan cerita peristiwa yang telah terjadi dari umat / masa terdahulu, tentang hukum hukum Allah (syariat islam), dan tentang masa yang akan datang yang pasti akan terjadi. Jadi apabila dikatakan bahwa Al Qur'an itu fiksi sangat tidak mungkin.
Sebagai orang Islam wajib hukumnya meyakini firman firman Allah yang semuanya terkandung didalam Al Qur'an itu adalah nyata / benar adanya dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Pertanyaannya bagaimana manusia bisa membuktikan kebenaran itu? Sifat kebanyakan manusia yang tidak beriman atau tidak percaya agar dapat yakin terhadap sesuatu hal, bukankah harus melihat bukti kongkrit yang sudah terjadi ?
berkaitan dengan Al Quran. Seperti yang dijelaskan diatas bahwasanya bagi mereka yang mau berfikir tentulah mereka dapat membuktikan kebenarannya itu pada sesuatu hal atau peristiwa didalam Al Qur'an yang sudah terjadi (masa terdahulu), contoh kisah zulakrnain, kisah Firaun, peristiwa laut yang berpisah dan banyak lainnya. Karena dari peristiwa yang sudah terjadi itulah manusia harusnya berfikir untuk sesuatu hal yang belum terjadi seperti yang disebutkan didalam Al Qur'an tersebut! Contoh tentang adanya hari kiamat, hari kebangkitan, hari ketika manusia dihisab, dan hari pembalasan.
Ketahuilah saudaraku Al Qur'an itu untuk manusia yang mau berfikir. Dan Al Qur'an itu bukan buatan manusia yang bisa direvisi atau dirubah rubah isinya.
By Fuad rahardi, 4 Oktober 2019
Kamis, 03 Oktober 2019
Sopir Truk
Setelah melewati lelahnya mencari nafkah, sore hari itu aku bersiap-siap bergegas pulang kerumah. Dengan hati yang penat aku hidupkan mesin roda empatku yang masih nyicil itu dan langsung saja kujalankan menuju rumah. Melewati padatnya jalanan provinsi jambi yang kian hari makin ramai pengguna jalannya, ditambah dengan segerombolan truk batu bara yang kalo konfoi sulit sekali untuk dilalui. Tak jarang diriku berhayal pengen sekali cepat sampai kerumah, "Andai punya pesawat terbang mungkin lima menit udah sampai atau punya pintu ajaib layaknya cerita fiksi yang legend ! siapa lagi kalo bukan doeramon pasti menyenangkan kali ya bisa menghemat waktu perjalanan". Maklum saja tempat ku bekerja mencari pundi pundi rupiah memang lumayan jauh, kira kira 100 KM jaraknya atau kalo dihitung durasinya sekitar 2,5 jam lebih. Takut pulang terlalu malam dan kasihan sama istri yang lagi hamil muda menungguku tiba dirumah, tanpa rasa ragu lagi kupacu kencang laju kendraanku.
Allah hukabar Allah huakbar, adzan Magribpun terdengar ditengah-tengah perjalanan. Tak seperti biasa, saat itu aku ingin sholat berjamaah karena biasanya aku mengerjakan sholat di perjalanan suka agak telat walaupun sudah ketemu mesjid, maklumlah aku orang yang suka pilih pilih mesjid. Siapa tahu didepan ada mesjid lagi ! Kan belum habis juga waktunya, begitu hatiku sering berbisik, dan sebab itulah aku jarang sekali bisa sholat berjamah.
Lalu akupun langsung mencari mesjid, terserah aja deh dimana yang penting dipinggir jalan, pikirku. Dan tak butuh waktu lama Alhamdulillah akhirnya kulepas pedal gasku dan kuinjak pedal rem tepat didepan pintu mesjid dipinggir jalan lintas Jambi-bulian, tanpa pikir panjang akupun bersuci dan menunaikan sholat magrib mengikuti imam.
Seusai sholat magrib akupun berdoa seperti biasa meminta hajat pribadi yang banyak, habisnya keinginanku juga banyak sekali hehe. Setelahnya aku keluar dari mesjid dan hendak melanjutkan perjalanan, sesampai didepan teras / halaman mesjid akupun terdiam, terenyuh, bukan karena sendalku hilang tapi karena melihat kendaraan tronton atau truk yang berhenti didekat mesjid.
Sambil melanjutkan perjalanan aku melamun tentang yang kulihat seusai sholat tadi. Mari kita fikirkan kawan ! Supir truk aja mau sholat tepat waktu masak sih kita tidak, rasa malu pun seketika menyelimuti hati. Betapa banyak nikmat Rabku yang telah dianugerakannya kepadaku. pekerjaan yang jauh lebih nyaman dari seorang supir truk, duduk dibawah ruang ber AC, dan sebagainya. Padahal kalo kita pikir lagi, supir truk itu berat loh kerjanya, hidupnya kebanyakan dijalan. Ya boleh kita bilang seperti musafirlah, bahkan banyak supir truk itu kehidupannya gak jelas, maksudnya gak jelas mandinya dimana , makannya dimana, nasibnya dijalan gimana, bahkan dulu waktu aku kuliah sering mendengar supir truk suka jajan di warung2 remang tapi baru ini ku lihat dibalik kesensaraan dan penderitaannya itu mereka masih ingat Allah. Jujur aku katakan aku kagum sekali dengan mereka, walapun tak semua dari mereka ada yang sperti itu.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah ini, marilah mulai saat ini kita belajar untuk selalu bersyukur dan bersabar dengan kehidupan kita. Salah satu caranya dengan bersemangat beribadah kepada Allah dan jangan sampai kita menjadi orang yang kufur nikmat karena tak bersyukur dan bersabar. Masak kita kalah dengan sopir truk untuk urusan akhirat sedangkan nikmat dunia yang kita dapat jauh lebih banyak. Nikmat mana lagi yang kau dustakan kawan. Semoga kita dapat menjadi orang yang ahli bersyukur dan bersabar. Amin ya rabbal alamin.
Rabu, 02 Oktober 2019
Bahagia itu sangat dekat bagi orang bersyukur
Orang Beriman Harus Memeriksa Kebenaran Berita
Wahai Rasa Malu menetaplah Pada Qolbu
Tahajud Amalan Sunah yang Mesti Dijaga
Selasa, 01 Oktober 2019
Wahai nafsu tunduklah engkkau padaku bukan pada hawa (kesenangan-kesenangan Dunia)
By Fuad Rahardi, 02 Oktober 2019
Cepat atau Lambat Doa Mu Kepada Allah Pasti Dikabulkan
Anugerah Allah Untuk Orang Yang Taat
- Allah memberikan jalan keluar baginya dari masalah / kesulitan kehidupan apapun bentuknya itu
- Allah memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya
- Allah akan mencukupkan (keperluan)nya dan Allah pula yang melaksanakan urusannya, dapat diartikan bahwa Allah akan memberikan pertolongan atau petunjuk dalam urusanya
- Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya
- “........., Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar baginya.” (QS. At-Thalaq:2)
- dan Dia (Allah) memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS. At-Thalaq:3)
- “........,Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan baginya dalam urusannya”. (QS. At-Thalaq:4)
- Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya. (QS. At-Thalaq:5)
Postingan Populer
- Makalah Audit Manajemen (AUM) Audit Pembelian
- Makalah Teori Akuntansi konsep Pendapatan
- Zikir sebab mendatangkan Keberuntungan
- Tak lulus CPNS/PNS bukan berati tak hidup cukup
- Orang Beriman Harus Memeriksa Kebenaran Berita
- Minder
- Tahajud Amalan Sunah yang Mesti Dijaga
- Pengertian Service Level Agreement (SLA)
- Percaya Diri
- Bank Sinonim & Antonim