Jumat, 30 Januari 2015

Jadilah Pribadi yang Dewasa


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

        Usia memang bukan jaminan dan tolok ukur kedewasaan seseorang. Tak sedikit orang yang mapan dari segi umur, tapi belum memiliki kepribadian yang matang. 
         
         Pada kali ini saya akan membahas tentang bagaimana menjadi pribadi yang dewasa khususnya sebagai seorang pria, karena seseorang pria akan memimpin keluarga setelah ia menikah kelak, menjadi panutan bagi istri dan anak-anaknya. Namun maaf sebelumnya, saya pribadi juga tidak bisa mengaku bahwa saya sudah menjadi seseorang yang dewasa sepenuhnya. Saya yakin menjadi pribadi yang dewasa adalah sebuah proses belajar yang akan terus berlanjut seumur hidup, sebuah proses tiada henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. 

Seseorang dianggap dewasa secara biologis ketika sudah melewati masa pubertas dan matang secara seksual. Dewasa secara hukum, ketika seseorang mencapai usia 17 tahun, di mana dia dianggap sebagi sebuah entitas yang independen, memiliki KTP, berhak untuk bekerja, menikah, dsb.

Dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 di jelaskan :

..Sebaik-baik manusia ialah mereka yang bertakwa. Ini berarti, takwa dalam pemaknaan yang luas bisa dijadikan sebagai tolok ukur kedewasaan / rajulah seseorang.

Tentu saja kita semua mengerti, bahwa kedewasaan bukan hanya soal biologis, legalitas dan pernikahan, tapi juga tentang kematangan emosional dan karakter seseorang. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar, dan bersikap dalam berinteraksi dengan dunianya serta orang lain. Lalu bagaimana caranya mengukur kedewasaan emosional seseorang? 

Coba lihat kisah yang terjadi di sekitar kita sekarang. Kedewasaan dalam diri seorang pria sudah menjadi  sebuah unsur yang langka. Pria dewasa yang matang adalah spesies langka di jaman sekarang, coba saja tanya pada para wanita bila tidak percaya. Begitu banyak permasalahan hubungan percintaan yang saya dengar, baik itu dari teman, maupun sekedar dengar sana-sini, yang berakar dari ketidakdewasaan sang pria.  

Kebanyakan pria jaman sekarang adalah bocah-bocah egois kekanakkan, bedanya hanya pada tanda fisik seperti jenggot dsb. Pria-pria egois anak mami yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, memiliki emosi yang tidak stabil, suka ngambek, pencemburu, posesif, ngarep kronis, selalu tidak nurut pada orang tua, dan yang terparah, bersikap kasar dan memakai kekerasan terhadap wanita untuk mengatasi konflik. Persis seperti seorang bocah cilik yang suka ngambek dan hobi menjahati anak lain yang lebih lemah daripadanya. 

Tak saya pungkirin, saya dulu juga pernah mengalami salah satu hal diatas. Astagfirullah.. lailahaillallah anta subhanaka inni kuntu minaz zalimin.  Ini adalah cerminan bagi saya untuk menjadi pribadi dewasa sepenuhnya. Saya melihat ini sebagai sebuah permasalahan mental & sosial yang serius.

Dewasa ini kita bisa melihat di sekeliling kita, pria-pria yang bahkan di usia di atas 30 tahun masih tinggal dengan orang tuanya dan bergantung secara emosional pada orang tuanya. Khususnya, sang ibu tercinta. Makan masih dimasakin mama, pergi larut malam masih dicariin mama, segala keputusan besar harus dengan persetujuan mama, masalah pacar pun harus sesuai kriteria yang mama inginkan. Jujur saja, tinggal bersama orang tua memang nyaman tapi ketika Anda tidak bisa mengurus diri sendiri dan mengambil keputusan sendiri, Anda tidak akan pernah bisa menjadi seorang pria dewasa seutuhnya.

Satu hal yang harus diingat, kedewasaan yang saya maksud tidak ada hubungannya dengan mandiri secara finasial. Karena saya melihat begitu banyak pria dengan karir dan bisnis yang sukses tapi memiliki sifat egois yang kekanakkan bila berhadapan dengan pasangannya dan menjadi bocah tukang ngambek di hadapan orang tuanya. Seorang bocah ceroboh yang tidak pernah berpikir panjang, karena dia tahu bahwa bila terjadi sesuatu yang tidak enak, dia tinggal berlindung ke balik ketiak mamanya.

Bagaimana mungkin Anda menjadi pria dewasa yang seutuhnya bila orang tua anda saja tidak menganggap anda dewasa dan selalu melihat anda sebagai anak kecil yang harus diatur-atur dan dijaga? Coba dipikirkan sahabat ...?????

Terkait dengan masalah yang mucul antara pribadi kita dan orang tua. Seorang pria dewasa harus memiliki kapasitas emosional untuk tidak melawan, tetap mencintai orang tuanya, tapi juga mengerti bahwa yang menjalani hidupnya adalah dirinya sendiri. 

Saya mengajak anda untuk mulai bersikap sebagai pria dewasa yang mampu mengambil keputusan bagi hidup anda sendiri. Contoh : Orang tua ingin anaknya aman sejahtera dalam kandang, tapi terkadang anak ingin terbang bebas dan mengarungi kehidupan, terciptalah sebuah konflik kepentingan.  Konflik antara anak dan orang tuanya adalah salah satu konflik utama dalam perkembangan diri seorang manusia, bagaimana cara anda mengatasi konflik inilah yang akan menentukan kedewasaan anda di mata orang tua.

Bila Anda tidak bisa menyelesaikan konflik dengan orang tua anda sendiri, bagaimana mungkin Anda bisa menyelesaikan konflik dengan orang lain dan pasangan anda? Bila anda tidak bisa mengkomunikasikan dengan baik dan membuat orang tua anda sendiri mengerti tentang keinginan hati anda, bagaimana mungkin anda bisa melakukan hal tersebut pada orang lain dan pasangan anda? Bila jalan hidup anda masih banyak ditentukan oleh orang tua anda, bagaimana mungkin anda bisa menjadi pemimpin bagi wanita yang menjadi pasangan Anda? 

 
Bila Anda sendiri manja dan selalu mencoba menyelesaikan konflik dengan cara marah, ngambek, ataupun cuek menghindari masalah, bagaimana mungkin Anda bisa mengayomi wanita pasangan Anda yang juga manja dan tukang ngambek? Wajar saja bila hubungan Anda dengan wanita selama ini selalu penuh dengan konflik yang tidak terselesaikan, Anda dan pasangan Anda seperti dua bocah egois yang selalu bertengkar dan saling ngambekan. Putus-nyambung, putus-nyambung seperti koneksi intrenet SAYA 

Beberapa cara menjadi pribadi dewasa yang mungkin dapat menginspirasi anda, yang saat ini juga sedang dan akan saya jalankan, diantaranya : 


  1. Bertawakalah dengan sungguh sungguh. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan ( keperluan)nya.”( QS. Ath- Thalaq : 3 ). Tawakal yang sesungguhnya dapat menghadirkan ketenangan didalam diri, membersihkan hati dari sifat2 yang tercela, Tawakal bukan berarti berserah diri karena malas tanpa usaha. tawakal harus dingiri ikhtiar selanjutnya berhasil atau tidak kita berserah diri kepada Allah karena hanya Allah Yang Maha Kuasa atas segala hal.

  2. Mandiri secara finansial. Ini langkah berikutnya menuju kedewasaan. Tidak mungkin anda bisa dianggap dewasa oleh siapapun, bila makan dan beli hand-phone saja masih minta pada orang tua. Miliki pekerjaan yang layak dan hidupi diri anda sendiri, ini adalah ukuran kedewasaan universal yang berlaku di seluruh dunia.

  3. Bersikaplah sebagai individu yang independen di hadapan orang tua Anda. ( saya melihat stuasi ini dari abang ipar saya)  Ingat, meskipun mereka adalah sosok yang membesarkan Anda, tapi saat ini posisi Anda dan mereka sama-sama manusia dewasa dengan harkat dan martabat yang setara. Anda wajib menghormati orang tua Anda, sebagaimana orang tua Anda juga wajib menghargai Anda sebagai individu yang dewasa. Bicarakan segala konflik dengan baik-baik, Anda tidak perlu menentang tapi Anda juga tidak harus menuruti segala keinginan mereka. Tentukan batasan yang jelas tentang apa yang bisa mereka atur dalam hidup Anda, dan apa yang menjadi hak asasi Anda.

  4. Berpikir panjang dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan segala resiko. Ada begitu banyak masalah dalam hidup Anda yang bisa dihindari dan tidak perlu dialami, bila Anda mau sedikit saja berpikir dan melihat segala resiko yang ada. Jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Sebagai pria dewasa, sudah seharusnya Anda memiliki kemampuan untuk menganalisa setiap permasalahan dengan logis dan mengambil keputusan yang terbaik, terutama bagi diri Anda sendiri, dan juga bagi orang lain di sekitar Anda. Penyesalan terjadi akibat kelalaian seseorang mempertimbangkan resiko ketika mengambil keputusan, dan ketika penyesalan datang, segala sesuatunya sudah terlambat.

  5. Terima segala konsekuensi dan jangan menyalahkan orang lain. Meskipun sudah berpikir matang  dalam mengambil keputusan, tapi terkadang hal-hal tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan Anda harus mengalami pengalaman yang pahit dan tidak enak. Tapi sebagai pria dewasa, tugas Anda adalah untuk menerima semua itu dengan lapang dada dan tidak menyalahkan siapapun, ingat semuanya adalah hasil keputusan Anda. Jadikan itu sebagai pelajaran berharga.

  6. Kendalikan diri dan emosi dalam menghadapi konflik. Hanya bocah ingusan yang selalu mengikuti emosinya dan tidak bisa mengendalikan dirinya, tapi Anda sudah bukan bocah lagi sekarang, jadi belajarlah mengendalikan diri dan emosi Anda. Memang tidak bisa instan, karena pengendalian diri adalah sebuah skill yang hanya bisa dikuasai lewat proses latihan yang panjang. Buang kebiasaan memaki dan berkata-kata kasar, dan ganti dengan kebiasaan mengekspresikan pikiran lewat komunikasi baik-baik, sabar.

  7. Hormati dan hargai setiap orang sebagai sesama manusia. Sebagaimana Anda berhak untuk diperlakukan dengan baik selayaknya seorang manusia, maka Anda juga wajib untuk memperlakukan orang lain dengan baik dan menghargai hak individunya. Sebagai anggota masyarakat, Anda harus mengerti  norma-norma sosial yang berlaku dan bersikap sesuai norma-norma tersebut ketika berinteraksi dengan setiap orang. Hargai dan terima perbedaan, karena Anda hidup dalam dunia yang terdiri dari beragam jenis orang.


Ketika Anda terbiasa melakukan hal-hal diatas, maka Insha Allah anda benar-benar menjadi sosok yang  disukai banyak orang karena kedewasaan mental anda. Amin YRA.

Memang Butuh proses untuk menjadi pribadi yang dewasa. Proses pertama adalah menyadari keadaan itu. Proses kedua, adalah berusaha menghilangkannya. Anda sudah berhasil menjalani dua proses ini. Tahap ketiga adalah tidak menghindari kritik, sebaliknya, justru Anda harus meminta dikritik agar proses pendewasaan semakin cepat. Mendapat kritikan memang tidak enak, tapi pada saat yang sama harus disadari bahwa kritik itu adalah obat mujarab untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kepribadian kita.

Akhir kata, semoga anda dan saya bisa benar-benar memiliki kepribadian yang dewasa sepenuhnya. aminn ya rabbal 'allamin. 



Tinggalkan sang bocah dalam diri Anda, dan berdirilah sebagai pria dewasa. - Fuad Rahardi




Sabtu, 24 Januari 2015

Rabbii laa tadzarnii (Ya ALLAH,jangan biarkan aku sendiri)


بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

Jodoh memang di tangan Allah, namun, jika jodoh selalu di tangan-Nya maka kita pun harus menjemput dia, laksana kita menjemput mimpi-mimpi (rezki) yang senantiasa meluap-luap didalam dada.

Dimana jodohku?? Ya, setiap hati manusia yang tersembunyi pasti terbesit pertanyaan sekecil ini termasuk saya pribadi. Setiap manusia diciptakan Allah secara berpasang-pasangan. Jodoh itu senantiasa dekat, dan tinggal bagaimana kita dapat menjemputnya. Boleh jadi yang kita temui meski sekejap menjadi jodoh kita. Atau, mungkin saja orang yang kita benci menjadi seseorang yang kita cintai. allahu allam

Menghirup dalam-dalam udara dingin di sepanjang jalanan malam minggu kota ini. Melepas penat dari tugas akhir.  Melihat muda mudi bersenang-senang menghabiskan waktu bersama pasangannya yang seolah tanpa beban kehidupan. Terlintas pertanyaan didalam hati, terkadang sangat mudah mencari pasangan untuk bersenang-senang. Namun, disana masihkah tersisa pasangan yang mampu menemani untuk menjalani hiruk-pikuk labirin kehidupan?

Bicara tentang jodoh, wajar jika para pria meminta dikenalkan kepada para wanita yang cantik jelita, karena setahu saya sebagai pria, makhluk Tuhan yang bernama “pria” adalah tipe makhluk visual yang mudah tertarik oleh penampilan luar yang “berkilau”. Pria juga tipe makhluk agresif yang gemar mengeksplorasi dan gemar mencari pengalaman

Mumpung belum ada Janur Kuning yang “berkibar”, maka “serangan” demi “serangan” pun dilancarkan, modus demi modus pun dijalankan, usaha demi usaha pun dikerahkan, demi mendapatkan. Target Sasaran yang menarik dan sempurna menurut mereka. Mereka seperti kupu-kupu yang terbang kesana kemari lalu hinggap di sebuah bunga yang menarik bagi mereka.

Memang ada sebagian pria yang mencintai lebih dari dua hati disaat yang bersamaan, ada juga pria yang ingin mencari bidadari yang sempurna luar dan dalam (penampilan luar atau fisik dan karakter atau psikis) padahal kenyataan yang didapat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. dan ada pria yang mensyukuri bidadari yang telah mereka miliki dengan sepaket kelebihan dan kekurangannya, "semoga anda dan saya termasuk seklompok pria ini, amin "

Saya pribadi ingin menyampaikan kepada sahabat, dan mengingatkan diri pribadi, betapa besarpun rasa cinta yang kita miliki terhadap seseorang wanita/pria, tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah. Hikmah yang terkandung dalam QS. Al-Baqarah:165

.. yuhibbuwnahum kahub billah, wallazi na a manu asadu huba lillah.. 

Yang makna nya kurang lebih :
..mereka cintai sesuatu seperti mencintai Allah, Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah..

Jodoh dan berjodoh, adalah bagian dari Keputusan Allah, penetapan Allah atas manusia. Urusan jodoh dan berjodoh, bukan sebuah urusan kecil dan main-main, karena Allah tak pernah main-main dalam menciptakan manusia, menentukan rezeki, dan perjalanan hidup hingga matinya manusia. 

Allah tak sedang ‘mengocok lotre’ dan mengundi seperti arisan ketika menentukan jodoh seseorang. Maka jika kita memiliki harapan tentang calon pendamping hidup kita, menginginkan agar kita segera dipertemukan dengan jodoh kita, maka mintalah pada Allah! Bicaralah pada Allah! Mendekatlah pada Allah! Bulatkan, kuatkan, kencangkan keyakinan kita pada Allah. Apa yang tidak mungkin bagi kita, adalah sangat mudah bagi Allah.

Sungguh jodoh tidak berjalan linier di atas garis kecantikan, ketampanan, kekayaan, kedekatan geografis. “Rumus jodoh’ bukan ditentukan oleh hukum kepantasan manusia. Karena manusia hanya tahu permukaannya, berpikir dalam kesempitan ilmunya, memutuskan dalam pengaruh hawa nafsunya. ‘Rumus jodoh’ semata-mata kepunyaan Allah. Karena itu, sebagai hamba kita harus Ikhtiar / berusaha serta berdoa dan menerima keputusan Allah. Menyiapkan diri untuk menerima apapun keputusan Allah. Menyiapkan seluas-luas kesabaran, keikhlasan, sebesar-besar keimanan untuk menerima ‘jatah jodoh’ yang berupa pendamping hidup, rezeki, dan lainnya.


“Rabb, cintakanlah aku pada seseorang yang mencintai-Mu sehingga menambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu. Ya Rabb, jika dia benar untuk ku maka dekatkan hatinya untuk ku dan jika tidak maka damaikanlah hati ku dengan ketentuan-Mu.”


Akhir kata saya berpesan, hidup itu terlalu singkat untuk tidak berbuat, sehingga kita memang harus berbuat. Dengan menggunakan DUIT (Doa, Usaha, Ikhlas, dan Tawakal), semoga kita mendapat jodoh yang mampu membuat kita semakin mencintai-Nya. Yang mampu amar ma’ruf nahi munkar dan fastabiqul khoirot. Hidup di dunia yang sangat sederhana ini, semoga kita mampu memanfaatkan segalanya dan semoga kita terlindung dari kelalaian dan putus asa. Amin 

Wasallam. Fuad Rahardi


Jumat, 23 Januari 2015

Kendalikan Amarahmu


 بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

 "Sabar itu lebih pahit daripada empedu. Tetapi akibatnya lebih manis daripada madu"

Siapapun kita, tentu pernah merasakan marah, bahkan terkadang tidak bisa mengendalikan diri karena emosi yang sudah memuncak. Memang sifat marah merupakan tabiat manusia, karena mereka memiliki nafsu yang cenderung ingin selalu dituruti dan tidak mau ditolak keinginannya.

Di antara hikmah Allah Tabaraka wa Ta’ala adalah Dia menciptakan sifat marah untuk para hamba-Nya. Sifat marah Allah berikan kepada seorang hamba agar hamba tersebut bisa melindungi dirinya dari bahaya yang akan menimpanya. Seseorang menafsirkan marah sebagai ekspresi dari mendidihnya darah dan meluapnya emosi. Di dalam Islam, marah tidaklah mutlak dicela seutuhnya. Namun, Islam menjelaskan adanya larangan-larangan marah seabgai bentuk me-manage-nya agar tidak menjadi kemarahan yang tercela.

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya

Marah yang tercela adalah seseorang ketika meluapkan emosi kemarahannya bukan karena Allah. Bukan karena agama Islam. Dan tidak terdapat hikmah perbaikan dari kemarahannya tersebut. Ia marah hanya karena kepentingannya terhalangi dan tidak terwujud. Ia marah hanya karena tendensi-tendensi duniawi. Dan ia marah hanya karena kelompoknya diremehkan atau direndahkan. Marah yang demikian adalah marah yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah marah karena atau untuk dirinya. Namun apabila larangan-larangan Allah dilanggar, barulah beliau marah.

Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134).

Sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh setan dalam hati manusia untuk merusak agama dan diri mereka, karena dengan kemarahan seseorang bisa menjadi gelap mata sehingga dia bisa melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi diri dan agamanya

Oleh karena itu, hamba-hamba Allah Ta’ala yang bertakwa, meskipun mereka tidak luput dari sifat marah, akan tetapi kerena mereka selalu berusaha melawan keinginan hawa nafsu, maka mereka pun selalu mampu meredam kemarahan mereka karena Allah Ta’ala.

Penutup : 

Demikianlah tulisan ringkas ini, semoga bermanfaat bagi semua dan menjadi muhasabah diri untuk selalu berusaha menundukkan hawa nafsu dan menahan kemarahan, agar terhindar dari segala keburukan.

Akhir kata, dengan memohon kepada Allah Ta’ala dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, agar dia senantiasa menganugerahkan kepada kita petunjuk dan taufik-Nya untuk memiliki sifat-sifat yang baik dan mulia dalam agama-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa. Amin. Amin. Amin ya rabball 'alamin


3 Rabiul Akhir 1436 H - Fuad Rahardi


Translate